Sistem Jalur Produksi Studio (Paper)



1. LATAR BELAKANG 

Dunia penyiaran televisi dan dunia radio, saat ini berkembang pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Sejak Indonesia memasuki era reformasi, dunia penyiaran menjadi medium informasi tercepat, interaktif langsung dengan masyarakat.

Sebelum tahun 1990-an, tepatnya pada 24 Agustus 1962, relative penonton mengenal tontonan siaran baik hiburan maupun berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan didirikannya stasiun televisi swasta di Indonesia. Mulai dari Rajawali Citra Televisi (RCTI), lalu disusul lagi oleh beberapa stasiun televisi swasta lainnya, yakni Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR),  yang kini sudah mengudara secara nasional. Dan belakangan, banyak sekali bermunculan stasiun-stasiun televisi lokal (daerah).

Menurut Undang-undang penyiaran No.32 tahun 2003, stasiun penyiaran swasta merupakan stasiun yang berbentuk badan hukum, bersifat komersil dan memiliki bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan stasiun penyiaran swasta berasal dari iklan dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Stasiun penyiaran swasta hanya dapat menyelenggarakan satu siaran dengan satu saluran pada satu cakupan wilayah.

Kelebihan televisi dibandingkan dengan media massa lainnya adalah karena media televisi merupakan media yang menyampaikan informasi dengan menggunakan audio (suara) dan visual (gambar). Dan untuk menghasilkan kualitas prima agar gambar dan suara bisa diterima baik di masing-masing pesawat televisi (audien), maka diperlukan komunikasi dan juga teknologi yang baik. Berdasarkan pemahaman umum mengenai televisi, tentu saja televisi tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya program acara. Program dihasilkan melalui gagasan dan konsep (pra produksi). Kemudian gagasan diwujudkan melalui proses syuting (produksi) dan penyuntingan serta evaluasi (pasca produksi).

Seluruh proses tersebut, tentunya memiliki standar atau tata cara pelaksanaan kerja yang baku atau tata laksana kerja. Tata laksana kerja ini disebut dengan SOP (Standard Operation System). Fred Wibowo mengatakan, SOP merupakan langkah atau tahapan-tahapan yang secara konseptual dirancang dalam perencanaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memproduksi program acara adalah, pertama materi produksi, kedua sarana produksi, ketiga biaya produksi, keempat organisasi pelaksanaan produksi, dan kelima adalah tahap pelaksanaan. Kelima hal ini yang menjadi acuan atau standar dalam pembuatan program acara televisi.


1.   2. KEBUTUHAN DASAR PRODUKSI

Dalam merumuskan sistem peralatan dan teknik stasiun penyiaran, perlu dipertimbangkan hal-hal yang mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung siaran lainnya. Pertimbangan teknik yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

Aspek produksi

Aspek Produksi dengan pertimbanganya antara lain:

  1. Jenis dan ukuran program, misalnya: news, talk show, musik (besar, sedang, kecil) atau  drama (besar, sedang, kecil) dan lain-lain;
  2. Ukuran (luas lantai) studio misalnya: ukuran kecil (50m2-300m2), menengah (350 m2-500m2), dan besar (600m2­­-1000m2);
  3. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk siaran langsung (live);
  4. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial) atau tidak, ini merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan peralatan yang menghasilkan efek, daya tarik, audio atau visual dan peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting system dan peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan lain-lain);
  5. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi (di dalam studio saja atau termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan.

  • Aspek penyiaran

Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :

  1. Apakah  kegiatanya  menyiarkan  saja atau dengan kegiatan produksi terbatas;
  2. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar (program provider, production house);
  3. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (re-editing atau pasca-produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar (production house);
  4. Berapa besar kegiatan atau volume pasca-produksi yang akan dilakukan;
  5. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program tertentu dengan volume kecil, misalnya: berita atau talk show;
  6. Tipe siaran (hasil rekaman atau live);
  7. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar;
  8. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.

  • Aspek pendukung

Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alat dekorasi dan konstruksi, alat transportasi, dan lain-lain. Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum terutama adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara efektif dan efesien.

  • Jangkauan Siaran

a.  Stasiun Lokal

Stasiun penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu wilayah kota. Wilayah jangkauan siaran terbatas.

b.  Stasiun Nasional

Stasiun yang menyiarkan programnya ke sebagian besar wilayah negara dari satu stasiun penyiaran saja.

c.  Stasiun Jaringan

Berbagai stasiun yang memiliki wilayah siaran sendiri namun melakukan siaran bersama dengan stasiun lainnya.

 

3. MERANCANG SISTEM PERALATAN

Terdapat sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem peralatan pada stasiun penyiaran yang mencakup: persyaratan umum, konfigurasi peralatan, tim perencana atau konsultan dan spesifikasi teknik peralatan.

  • Persyaratan Umum

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem peralatan, baik peralatan produksi, penyiaran maupun teknik umum, yang diantaranya adalah:

a.   Memenuhi persyaratan internasional dan nasional;

b. Adanya jaminan kontinuitas dukungan suku cadang (biasanya sekitar 10 tahun) dan layanan purna jual;

c.   Mempunyai daya tahan (Realiabiliti) yang tinggi;

d.   Kemudahan memperoleh suku cadang;

e.   Praktis dalam pengoperasian dan pemeliharan;

f.    Pengalaman pengguna sebelumnya;

g.   Peralatan yang digunakan kompetitor;

h.   Kemudahan pengembangan sistem peralatan dikemudian hari (upgrading) sejalan dengan peningkatan kebutuhan.

  • Konfigurasi Peralatan

Berdasarkan  kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya, disusun daftar kebutuhan peralatan dengan disertai gambar secara block diagram (garis besar), mencakup:

Peralatan produksi antara lain terdiri atas: Camera system (studio kamera dan ENG/EFP kamera), video system, audio system, editing (and dubbing) system, VCR system, lighting system, master control,  production  control, communication control, communication system, mobile production unit, maintenance equipment, dan lain-lain.

Peralatan penyiaran antara lain meliputi: sending VCR system, continuity studio equipment, camera system, audio system, video system, lighting system, master control  (bersama dengan bagian produksi) dan peralatan transmisi seperti pemancar, microwave link, up and down link.

Peralatan pendukung meliputi: pembangkit daya listrik stationary (PLN, generator sets), pembangkit daya listrik mobile/portable (Mobile generator sets) sebagai kelengkapan mobile production unit atau small silent generator set, alat pendingin (AC) untuk studio dan ruang peralatan, alat komunikasi stationary atau portable: handy talky, mobile phone, komputer untuk komputer grafis.

  • Tim Perencana/ Konsultan

Untuk menghasilkan rencana, pembangunan studio dan sistem peralatan yang optimal biasanya dibentuk tim perencana. Tim perencana setidaknya berasal dari tiga bidang utama yaitu:

1).        Tenaga ahli di bidang perencanaan gedung studio;

2).        Tenaga ahli di bidang peralatan televisi (peralatan produksi dan penyiaran/ transmisi).;

3).        Tenaga ahli di bidang program televisi.

           Di samping itu, dapat pula dilibatkan ahli di bidang lain sebagai narasumber atau  pada tahap sesuai kebutuhan (kemajuan proses perencanaan).        

  • Spesifikasi Teknik Peralatan

Secara garis besar spesifikasi teknik peralatan mencakup antara lain: frekuensi dan tegangan listrik yang dibutuhkan, peralatan serta toleransi yang diizinkan yaitu (PLN: 220volt/ 50hz), lalu kondisi lingkungan, temperatur dan kelembaban lingkungan di mana peralatan dapat berfungsi secara normal. Ukuran fisik peralatan (volume dan berat), karakteristik (parameter) video dan audio secara lengkap yang mencerminkan mutu atau klasifikasi peralatan.

3.  4. PUSAT PRODUKSI TELEVISI

Stasiun televisi setidaknya memiliki tiga pusat produksi televisi utama ditambah dengan satu unit pendukung. Ketiga pusat produksi televisi itu antara lain:

1. Studio Set: Yaitu ruang yang menjadi lokasi dimana pertunjukan (show) televisi berlangsung.

2.  Ruang Kendali (sub control room): Yaitu ruangan dimana program director (PD), produser, staf produksi, dan personalia teknis lainnya membuat keputusan terbaik terhadap berbagai pilihan sumber gambar dan suara.

3   Ruang Kendali Siar (master control room): Yaitu ruangan yang menjadi pusat syaraf teknis stasiun televisi yang berfungsi untuk:

a.   Masukan program (program input);

b.   Penyimpanan program (program storage);

c.   Penemuan program (program retrieval).

  • Studio Set

Menurut Morissan, M.A.: Studio TV yang dirancang dan dibangun dengan baik akan memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang bekerja di dalamnya, sekaligus mendukung koordinasi semua elemen produksi yang terlibat, seperti kamera, tata cahaya, tata suara, latar belakang, dan pemain. Terdapat dua hal penting dalam  membangun studio TV yaitu: Layout fisik studio dan instalasi peralatan.


   Studio Set Room.

1)  1) Layout Fisik Studio

Kebanyakan studio memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran luas yang beragam. Dengan kemajuan teknologi lensa zoom, kamera telah sangat membantu pergerakan kamera studio. Namun demikian, ukuran luas studio tetap memberikan pengaruh pada tingkat kerumitan dan fleksibilitas produksi. Semakin besar ukuran studio, semakin besar tingkat kompleksitas produksi yang dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel. Studio yang hanya digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau dua presenter dan  sekali-kali Interview dengan narasumber, membutuhkan ukuran ruangan yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.

Lantai studio harus memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan bebas. Lantai juga harus kuat untuk menerima beban berat seperti peralatan dan properti studio. Langit-langit studio harus memiliki ketinggian yang cukup, minimal 12 kaki dari lantai. Ketinggian kurang dari 12 kaki akan menimbulakan hal-hal yang tidak menguntungkan, seperti sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan objek, sehingga pengaturan cahaya menjadi sulit dilakukan dan ruangan menjadi cepat panas.

Selain itu peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap kamera. Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting untuk menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas dalam jumlah yang cukup besar. Pintu studio yang baik adalah yang berat dan tidak tembus suara, namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam peralatan ukuran besar.

  • Sub Control (Ruang Kendali)

     Sub control (ruang kendali) merupakan tempat untuk melakukan seluruh kegiatan produksi. Di tempat ini, pengarah program, produser, dan asisten produser membuat keputusan mengenai gambar dan suara terbaik yang akan disiarkan secara langsung atau direkam. Ruang kontrol studio menjalankan empat fungsi kontrol produksi yaitu: kontrol program (program control), kontrol gambar (image control), kontrol suara (audio control), dan kontrol cahaya (lighting control).

   Sub Control Room.

 

  •   Master Control (Ruang Kendali Siar)

Ruang master kontrol atau Master Control Room (MCR) Televisi atau sering disebut juga sebagai ruang kendali siaran televisi, merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.

Bagian penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi materi siaran seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan penyiaran, meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal non-teknis seperti pengaturan waktu tayang. Beberapa stasiun televisi menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen tersendiri yang umum dikenal dengan Departement On Air Broadcast. Dalam departemen ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape recording (VTR) On Air), bagian non-teknis (meliputi traffic log dan presentasi). Seluruh materi siaran akan melalui MCR dan kemudian menuju perangkat uplink untuk ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun relay di seluruh Indonesia.

Master control juga bertanggung jawab terhadap kualitas teknis program sesuai dengan standar yang ditentukan. Kegiatan pada Master control dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1.      Masukan Program (Program Input)

Materi program yang masuk ke master control dapat berasal dari studio, satelit, stasiun jaringan, siaran langsung diluar studio atau kurir dalam bentuk video tape. Program siaran langsung, akan langsung diarahkan ke pemancar, namun sebagian besar materi program harus disimpan dulu sebelum disiarkan. Master control juga menyimpan berbagai jeda (station break) yang dapat berupa iklan, promo (teaser) program selanjutnya, pengumuman, identifikasi stasiun yang muncul di antara program.

 2.      Penyimpanan Program (Program Storage)

Seluruh materi program yang sudah direkam disimpan di Master control atau pada ruang penyimpanan yang telah ditetukan. Setiap program memiliki kode tertentu agar dapat cepat diketahui dan di temukan.

 3.      Penemuan Program (Program Retrieval)

Penemuan program (program retrieval) mencakup kegiatan pemilihan, permintaan dan penayangan materi program. Penemuan program ditentukan oleh program log yang berisi daftar perinci setiap program yang ditentukan pada hari tertentu. Program log berisi informasi yang diperlukan bagi efisiensi operasional stasiun penyiaran seperti informasi mengenai waktu tayang program, durasi program, judul program, asal atau sumber program, kode program, jenis program (langsung atau rekaman). Program log diterbitkan setiap hari, biasanya lebih dulu satu atau dua hari dari penayangan.Kebanyakan stasiun TV menampilkan program log dilayar komputer, namun terkadang menyediakan pula dalam bentuk hard copy.

 4.      Traffic

Traffic adalah bagian yang sangat penting pada sebuah stasiun televisi, namun tak banyak orang yang memahaminya.Traffic, seperti yang ditunjukan namanya, ialah daftar yang berisi jadwal yang menjaga alur dari seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang akan mengudara. Dunia penyiaranmembutuhkan ketepatan untuk semua jadwal yang sudah disusun, untuk itu dibutuhkan Traffic.

Dengan demikian, Traffic merupakan panduan yang akan memberitahu teknisi apa yang nanti akan ditayangkan dan berapa lama waktunya. Traffic ialah jadwal harian untuk suatu stasiun televisi yang berisi catatan  yang  menunjukan kapan dan apa yang sudah diudarakan. Bagi departemen pemasaran, Traffic merupakan jadwal yang memungkinkan secara akurat mengirimkan tagihan untuk penayangan iklan-iklan.

Dewasa ini, Traffic untuk stasiun televisi sudah sepenuhnya menggunakan program komputeryang dijalankan secara otomatis. Maka seluruh program, promosi dan iklan, bisa dijalankan dan dihentikan melalui komputer. Bila mesin Traffic tidak berjalan sesuai jadwal, maka program tidak bisa diputar pada waktu yang tepat sehingga dapat muncul berbagai persoalan lain, misalnya stasiun televisi dapat kehilangan uang dari iklan yang harus disiarkan.

Master Control Room


Terminal Operation


             ______________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005), cetakan pertama.

Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005), cetakan pertama.

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2007), cetakan pertama.

http://sisilainpustakawan.wordpress.com/category/sejarah-perkembangan-videotape-recording/

Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005),   cetakan pertama.

Askurifai Baskin, Videografi (Operasi Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar), (Bandung, Widya Padjadjaran, 2009), cetakan pertama.

Ciptono Setyobudi2006, Teknologi Broadcasting TV, Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://softgamehack.blogspot.com/2012/02/sejarah-perkembangan-audio.html

Morrissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Johannes, Daniel. 2008. Pengaruh Teleprompter dalam Perkembangan Industri Penyiaran. Depok:Universitas Indonesia.

Teknik Reparasi PC dan Monitor, Penulis Widodo Budiharto, Penerbit: Elex Media Komputindo.

J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio Dan Televisi, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1996.


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Komunikasi Lintas Budaya - Studi Kasus Film Shortcomings, 2023 (Journal)

Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja | Studi Kasus Pembuatan Video Company Profile "Rumah Aksen Interior"

Analisis Nilai dan Norma Antarnegara - Studi Perbandingan Negara Polandia dengan Negara Indonesia (Paper)