Analisis Nilai dan Norma Antarnegara - Studi Perbandingan Negara Polandia dengan Negara Indonesia (Paper)
PENDAHULUAN
Setiap perilaku tidak terlepas dari yang namanya
komunikasi, bahkan ketika diam pun kita masih bisa melakukan komunikasi. Dalam
hal komunikasi yang mempengaruhi sikap dan kebiasaan, budaya sangat menentukan
bagaimana cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain baik dengan orang yang
memiliki budaya yang sama maupun dengan orang yang budayanya berbeda. Latar
belakang seseorang sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Perilaku
adalah hasil pengalaman, perilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan
untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan (Nuraeni, et al.,
2021).
Menurut (West dan Turner, 2014) mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses sosial dimana indvidu menggunakan simbol untuk
membentuk dan menafsirkan makna dalam lingkungan mereka. Dalam berkomunikasi, budaya
merupakan hal yang sangat penting, karena budaya bisa menentukan bagaimana cara
kita berkomunikasi dengan orang lain. Begitupun dengan nilai dan norma yang
merupakan unsur penting dalam kebudayaan. Nilai yang menentukan apakah manusia
boleh melakukan sesuatu atau tidak, dan norma yang mengatur hukuman atau
ganjaran dari hal tersebut.
Lebih lanjut dalam turunan dari komunikasi, penelitian
ini membahas mengenai komunikasi lintas budaya tentang bagaimana jenis dan
pengaplikasian nilai dan norma di negara Polandia jika dibandingkan dengan
negara kita Indonesia. Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai
yang berbeda. Hal ini menentukan tujuan hidup yang berbeda dan juga menentukan
perilaku berkomunikasi (Muchtar et al., 2016). Budaya sangat
menentukan bagaimana cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain baik dengan
orang yang memiliki budaya yang sama maupun dengan orang yang budayanya
berbeda.
Polandia yang merupakan sebuah negara dengan sistem
pemerintahan republik yang berada di Eropa Tengah ini terletak jauh dari negara
Indonesia yang terletak di Benua Asia Tenggara. Bagaimana proses nilai dan
norma yang berkembang dan diterapkan oleh masyarakat antara Polandia dan
Indonesia menjadi konsentrasi dalam penelitian ini sehingga dapat menjadi
pembelajaran dan informasi mengenai perbandingan nilai dan norma antar negara
dalam studi komunikasi lintas budaya.
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan
Pustaka
Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi sekarang didefinisikan sebagai suatu proses
dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya dengan
sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka
salurkan lewat suatu saluran (channel) guna merangsang atau memperoleh sikap
atau perilaku tertentu, Dimana komunikasi lintas budaya terjadi bila pengirim
pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota
dari suatu budaya lain.
Sedangkan budaya itu sendiri adalah suatu konsep yang
membangkitkan minat. Untuk memahami interaksi antar budaya, terlebih dulu harus
memahami komunikasi manusia. Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa
yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, apa yang dapat
terjadi, akibat-akibat dari apa yang terjadi, dan akhirnya apa yang dapat
diperbuat untuk mempengaruhi dan memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian
tersebut (Mulyana, 2005).
Faktor pertama yang mempengaruhi perilaku dalam
komunikasi antar budaya adalah media massa. Media mempunyai peran mempengaruhi
opini, penilaian, dan persepsi kita tentang budaya orang lain. Faktor kedua
adalah kualitas kontak antar budaya telah meningkat secara signifikan dalam
beberapa tahun terakhir di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena teknologi yang
memiliki akses lebih cepat dan peningkatan migrasi. Faktor ketiga adalah
bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi yang berpotensi mengkomunikasikan
budaya nilai-nilai dan keyakinan.
Beberapa orang yang mempunyai cara bicara yang berbeda
dapat menyebabkan miskomunikasi. Di sinilah bahasa menjadi sangat penting dalam
komunikasi lintas budaya. Faktor terakhir adalah soal salah tafsir. Dalam
mengkomunikasikan suatu budaya, ada sering salah menafsirkan. Hal ini terjadi
karena individu atau kelompok membuat asumsi mengenai hal tersebut apa yang
mereka lihat atau dengar. Faktor salah tafsir sangat berpengaruh dalam komunikasi
lintas budaya.
Nilai
Menurut Steeman
dalam (Adisusilo, 2012) menjelaskan nilai adalah sesuatu yang memberi makna
pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup.
Raths, et al dalam (Adisusilo, 2012) menjelaskan bahwa
nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan mempunyai beberapa indikator yaitu
sebagai berikut:
1.
Nilai memberi tujuan atau arah (goals
or purposes);
2.
Nilai memberi aspirasi (aspirations);
3.
Nilai memberi pengarahan pada diri
seseorang dalam berperilaku (attitudes);
4.
Nilai adalah hal yang menarik (interest);
5.
Nilai dapat mengusik perasaan (feelings);
6.
Nilai juga terkait dengan keyakinan
seseorang (beliefs and convictions);
7.
Nilai juga menuntut dengan adanya suatu
aktivitas (activities);
8. Nilai itu sendiri muncul dari adanya kesadaran dalam persoalan hidup yang dialami (worries, problems, obstacles).
Norma
Ditinjau dari segi etimologi, kata “norma” berasal
dari bahasa Latin. Norma berasal dari kata nomos yang berarti nilai. Norma pada
umumnya dibagi menjadi dua yaitu norma etika dan norma hukum. Norma etika
meliputi norma susila, norma agama, dan norma kesopanan. Ketiga norma tersebut
dibandingkan satu sama lain dapat dikatakan bahwa norma agama dalam artian bertujuan
untuk kesucian hidup pribadi, norma kesusilaan bertujuan agar terbentuk
kebaikan akhlak pribadi, sedangkan norma kesopanan bertujuan untuk mencapai keharmonisan
hidup bersama antar pribadi.
B.
Profil
Ragam Masyarakat Negara Polandia
Sejarah
Polandia memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Selama seribu tahun terakhir, negara ini telah mempertahankan kebebasan dan
kedaulatannya dari agresi asing dalam berbagai kesempatan. Karena letak
geo-politik negara antara Timur dan Barat, sejarah Polandia ditandai dengan
perang dan pemberontakan. Ada suatu masa ketika Polandia menjadi negara
terbesar di Eropa, namun ada juga suatu masa ketika Polandia benar-benar
terhapus dari peta dunia selama lebih dari seratus tahun. Berkat ketangguhan
dan kebanggaan masyarakat yang menjunjung tinggi kebebasan, Polandia tidak
hanya berhasil mengatasi masalah namun juga memberikan kontribusinya terhadap
sejarah dan budaya Eropa.
Sejarah Polandia berawal dari zaman prasejarah ketika
suku Slavia tiba di wilayah ini dan menetap. Penguasa pertama yang
terdokumentasi adalah Mieszko I (dari dinasti Piast) pada abad ke-10. Pada
tahun 966 Duke Mieszko I masuk Kristen dan melalui baptisan membawa Polandia ke
komunitas negara-negara Barat. Penobatan pertama dilakukan di Katedral Wawel di
Krakow pada tahun 1025 dan Kerajaan Polandia mulai terbentuk.
Fase dinasti Jagiellonian membawa hubungan dekat
dengan Belanda Agung Lituania. Pada tahun 1385 Lituania menerima agama Kristen
dari tangan Polandia dan persatuan Polandia-Lithuania terbentuk, yang
berlangsung selama lebih dari 400 tahun. Seiring berjalannya waktu, ancaman
baru muncul. Ordo Teutonik mengarahkan kampanye mereka melawan Lituania dan
Polandia. Pada tahun 1410 di Pertempuran Tannenberg (Grunwald), pasukan
gabungan Polandia dan Lituania menghancurkan Ksatria Teutonik sepenuhnya. Itu
adalah salah satu pertempuran terbesar dan terpenting di abad pertengahan.
Abad ke-16 adalah “Zaman Keemasan” Polandia. Arus
Renaisans membawa kemajuan negara, Polandia maju dalam bidang budaya, seni dan
ilmu pengetahuan berkembang. Astronom Polandia, Nicolaus Copernicus
(1473-1543), merumuskan teori heliosentris modern pertama tentang tata surya
dan menjadi cikal bakal astronomi modern. Ketika Eropa dilanda gejolak agama,
Polandia memproklamirkan kebijakan toleransi beragama yang menarik banyak
pengungsi dari penganiayaan agama (Kristen, Yahudi, Muslim). Negara ini juga
melakukan perluasan wilayah. Pada tahun 1569 Persatuan Lublin ditandatangani
untuk membentuk Persemakmuran Polandia-Lithuania. Sejak saat itu Polandia dan
Lituania dikenal sebagai Republik Kedua Bangsa dan makmur bersama di wilayah
seluas hampir 1.000.000 kilometer persegi di Eropa tengah dan timur. Persatuan
ini sebagian besar dijalankan oleh kaum bangsawan tetapi dipimpin oleh
raja-raja terpilih. Sistem demokrasi awal ini “demokrasi mulia yang canggih” tidak
lazim dan berbeda dengan monarki absolut yang berlaku di negara-negara Eropa
lainnya pada saat itu.
Pada tahun 1596 raja Zygmunt III Waza memindahkan ibu
kota dari Krakow ke Warsawa karena lokasi kota ini lebih terpusat. Sejak
pertengahan abad ke-17 Persemakmuran memasuki periode kemunduran yang
disebabkan oleh kekacauan internal dan anarki, serta peperangan yang
menghancurkan. Negara bagian itu diserang oleh Swedia; apa yang disebut “Banjir
Swedia” menyebabkan negara itu hancur. Kemenangan besar terakhir diraih pada
tahun 1683 ketika tentara sekutu Eropa yang dipimpin oleh raja Polandia John
III Sobieski menyelamatkan Eropa dari serbuan Islam dalam pertempuran besar di
Wina.
Pada abad ke-18 Republik berada dalam krisis. Negara
memerlukan reorganisasi. Raja Stanislaus Augustus Poniatowski (raja terakhir
Polandia) memperkenalkan banyak reformasi. Pada tanggal 3 Mei 1791 konstitusi
Eropa pertama dan kedua di dunia ditandatangani. Namun, proses reformasi tidak
cukup untuk membalikkan keadaan yang gagal. Polandia secara bertahap jatuh di
bawah pengaruh asing. Penguasa Rusia, Prusia dan Austria menyerbu Polandia dan
membagi wilayahnya. Pada tahun 1794, Pemberontakan Kosciuszko dimulai tetapi
tidak lama kemudian berhasil dipadamkan. Tiga kekuatan pendudukan melalui
pemisahan mengakhiri keberadaan independen Persemakmuran pada tahun 1795.
Negara ini menghilang dari peta Eropa dan hingga tahun 1918 tidak ada negara
Polandia yang merdeka.
Meski mengalami penindasan, gagasan kemerdekaan
Polandia masih hidup di negara ini dan Polandia terus eksis sebagai komunitas
spiritual dan budaya. Polandia terlibat dalam perlawanan bersenjata. Mereka
bertempur dengan Napoleon Bonaparte, mengorganisir Pemberontakan November
(1830-1831) dan Pemberontakan Januari (1863-1864), yang semuanya gagal. Namun
beberapa prestasi besar di bidang sains dan seni diperoleh saat itu: Frederic
Chopin (1810-1849), pianis dan komposer terkenal, yang lahir dan besar di Polandia
melestarikan warisan nasional dalam bidang musik. Pada tahun 1853 Ignacy
Lukasiewicz membuat lampu minyak tanah, menemukan cara untuk memurnikan minyak
tanah dari minyak mentah dan membangun kilang minyak pertama pada tahun 1856.
Maria Sklodowska-Curie (1867-1934), ahli fisika dan kimia terkenal, menemukan
unsur radioaktif dan memenangkan dua Hadiah Nobel, satu-satunya yang pernah ada
dalam dua ilmu berbeda.
Pecahnya Perang Dunia I memberi Polandia kesempatan
untuk mendapatkan kembali kebebasannya. Pada tanggal 11 November 1918 Polandia
muncul kembali di peta Eropa setelah 123 tahun. Republik Polandia Kedua
didirikan. Pada tahun 1920 negara muda ini menghentikan invasi besar-besaran
Soviet yang ditujukan ke Eropa Barat dalam pertempuran Warsawa. Pada tanggal 1
September 1939 Polandia diinvasi oleh Nazi Jerman dan Perang Dunia II dimulai.
Pada tanggal 17 September Soviet Union melancarkan serangan tak terduga dan
negara itu kembali terpecah antara kekuatan timur dan barat.
Polandia membentuk gerakan perlawanan bawah tanah
terkuat di wilayah pendudukan (dikenal sebagai Home Army). Banyak
tentara Polandia bergabung dengan formasi militer di front barat dan timur dan
bertempur bersama Sekutu melawan agresor Jerman. Pada tahun 1944, Pemberontakan
Warsawa pecah dan merupakan upaya militer terbesar yang dilakukan oleh gerakan
perlawanan Eropa pada Perang Dunia II. Enam juta warga Polandia tewas selama
perang, termasuk tiga juta orang Yahudi Polandia. Negara ini berada dalam
reruntuhan.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Polandia jatuh di
bawah kendali Soviet dan Republik Rakyat Polandia yang komunis dibentuk sebagai
negara satelit Soviet. Batas-batas negara diubah secara radikal dan bergeser ke
barat, diikuti dengan perpindahan massal masyarakat dari berbagai negara.
Akibatnya, Polandia kehilangan karakter tradisional multietnisnya dan menjadi
negara dengan populasi Polandia yang homogen. Pada tahun-tahun sulit komunisme,
harapan baru bagi masyarakat Polandia muncul ketika Karol Wojtyla (Yohanes
Paulus II) terpilih menjadi Paus pada tahun 1978. Dua tahun kemudian, pada
tahun 1980, “Solidaritas” didirikan, menjadi serikat buruh independen massal
pertama di negara komunis.
Gerakan reformasi yang dipimpin oleh Lech Walesa ini
akhirnya mematahkan kendali Soviet di Eropa Timur. Pemilihan umum pertama
Republik Polandia Ketiga diadakan pada tahun 1989 dan negara tersebut memasuki
masa transisi dari negara komunis ke sistem ekonomi kapitalis dan demokrasi
parlementer liberal. Negara Polandia modern muncul. Polandia kini memiliki
konstitusi baru yang ditandatangani pada tahun 1997. Negara ini menjadi anggota
NATO sejak tahun 1999 dan bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004. Setelah
bertahun-tahun mengalami sejarah yang penuh gejolak, negara ini akhirnya
menemukan stabilitas dan peluang untuk tumbuh secara damai.
Demografi
Demografi merupakan tulisan-tulisan mengenai rakyat
atau kependudukan manusia. Demografi juga dikenal sebagai ilmu kependudukan
yaitu ilmu yang mempelajari tentang dinamika kependudukan manusia, juga
meliputi asal usul ras dan suku pada daerah tersebut. Situasi demografis
Polandia secara bertahap memburuk sejak awal masa transisi pada tahun 1989.
Pemerintah Polandia telah berusaha untuk memerangi masalah ini dengan cara-cara
yang pro-kelahiran dan kebijakan sosial selama bertahun-tahun. Meskipun
demikian, program Keluarga 500+ yang diluncurkan pada tahun 2016, perpanjangan
cuti melahirkan dan cuti orang tua, tunjangan sosial, dan dukungan untuk
keluarga dengan banyak anak yang diperkenalkan oleh pemerintah daerah belum
menghasilkan peningkatan kesuburan.
Sejak tahun 2010, populasi Polandia terus menurun.
Penurunan signifikan tercatat pada tahun 2020 akibat pandemi virus corona
(COVID-19). Situasi kematian yang tidak menguntungkan dan tingkat kelahiran
yang rendah berkontribusi pada rendahnya rekor peningkatan alami. Polandia
berkurang 141 ribu orang pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagian besar penduduknya tinggal di daerah perkotaan, dan Provinsi
Mazowieckie adalah wilayah terpadat. Pada tahun 2022, seluruh wilayah Polandia
mengalami penurunan populasi dari tahun ke tahun.
Negara ini memiliki 36,82 juta jiwa penduduk dengan 1,26
juta lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, dan rata-rata usia
perempuan tiga tahun lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada tahun 2022.
Polandia, seperti negara-negara Eropa lainnya, menghadapi masalah populasi
menua. Angka harapan hidup bayi baru lahir yang lahir pada periode ini, apapun
jenis kelaminnya, adalah 77,1 tahun. Sebagai perbandingan, usia rata-rata
perempuan hampir 17 tahun lebih tinggi dibandingkan tahun 1950.
Salah satu masalah demografi yang signifikan adalah
rendahnya tingkat kesuburan. Kelahiran merupakan faktor kunci yang mempengaruhi
jumlah dan struktur penduduk. Berkurangnya jumlah wanita usia subur akan
mempengaruhi kelahiran di kemudian hari. Hal ini terutama disebabkan oleh
generasi muda yang menunda keputusan untuk memulai sebuah keluarga, memiliki
lebih sedikit anak, atau bahkan hidup sendiri. Sejak tahun 1990, tingkat
kesuburan berada di bawah dua, yang tidak menjamin terjadinya pergantian
generasi dengan mudah. Pada tahun 2022, hanya 306 ribu anak yang lahir, jumlah
paling sedikit dibandingkan periode paska perang. Jumlah kelahiran hidup
mengalami penurunan sekitar delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Setelah tahun 1990, perubahan menyebabkan angka kesuburan perempuan tertinggi
bergeser dari kelompok umur 20-24 tahun ke kelompok umur 30-34 tahun.
Peningkatan kesuburan yang signifikan terjadi pada kelompok umur tertua.
Rendahnya angka kelahiran bukan satu-satunya masalah krisis demografi Polandia.
Hal ini juga diperburuk oleh angka kematian, angka harapan hidup, kegagalan
perkawinan, dan migrasi.
Terkait keberagaman suku bangsa, ras dan bahasa, komposisi
penduduk Polandia sangat ekstrem. Jumlah penduduk minoritas tak
pernah bisa diketahui akibat terjadinya penindasan bersejarah terhadap
identitas orang Ukraina dan Belarusia. Pada
sensus terakhir juga, ada dua kali lebih banyak orang-orang yang menolak
menjawab pertanyaan tentang kesukuan, memberi jawaban selain
"Polandia". Bangsa Poland dengan grup etnis Slavik 98,8%, dan lainnya
1,2% adalah bangsa Jerman, Armenia, Rumania, Yunani dan lain-lain.
C.
Perbandingan Nilai dan Norma Antar Negara
Jenis-Jenis
Nilai
Menurut Notonegoro (dalam Setiadi, 2006), nilai
dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya yaitu nilai material, nilai
vital, dan nilai kerohanian.
1.
Nilai material adalah segala hal yang
bermanfaat bagi jasmani manusia, seperti makanan dan pakaian;
2.
Nilai vital merupakan segala hal yang
bisa digunakan manusia untuk melakukan kegiatan atau aktivitas, misalnya jaring
untuk nelayan, payung ketika musim hujan, dan lain sebagainya;
3.
Nilai kerohanian adalah segala
sesuatu yang bermanfaat bagi rohani manusia, meliputi:
· Nilai
kebenaran: bersumber dari unsur akal manusia. Contohnya hakim yang bertugas
memberi putusan pengadilan;
· Nilai
keindahan: berasal dari perasaan dan estetis manusia. Contohnya mengoleksi
perangko, menanam tanaman hias, membeli lukisan;
· Nilai
kebaikan/moral: berasal dari kehendak manusia. Contohnya tidak memotong
pembicaraan orang lain;
· Nilai
religius: nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak. Contohnya beribadah tepat
waktu, menjalankan perintah yang diajarkan dalam agama.
Jenis-Jenis
Norma
Ada
empat jenis norma yang berlaku pada masyarakat, yaitu:
1.
Norma Agama, yaitu peraturan yang diterima
sebagai perintah-perintah, larangan-larangan, dan ajaran-ajaran yang berasal
dari Tuhan. Norma agama sifatnya mutlak dan tidak dapat diubah. Contohnya,
melaksanakan ibadah, tidak berbohong, tidak membunuh, tidak mencuri, dan
sebagainya. Bila melanggar norma agama, akan mendapatkan dosa;
2.
Norma Kesusilaan, yaitu peraturan yang
dianggap sebagai suara hati nurani manusia. Norma ini berwujud akhlak, sehingga
seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Contohnya,
berbicara yang santun kepada orangtua, menggunakan pakaian sesuai dengan
keadaan, dan sebagainya. Sanksi akibat melanggar norma kesusilaan adalah sanksi
sosial, misalnya pengucilan dari masyarakat;
3.
Norma Kesopanan, yaitu peraturan yang
berasal dari pergaulan suatu masyarakat. Sifat norma ini relatif. Maksudnya,
norma kesopanan di suatu daerah bisa berbeda dengan norma kesopanan masyarakat
di daerah lain. Norma kesopanan ini mengatur bagaimana seharusnya kita
bertingkah laku, berbicara, dan berinteraksi dalam masyarakat.
4.
Norma hukum, yaitu norma yang berisi
perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak berwenang (negara) dan berlaku
bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali (berlaku secara universal).
Penerapan norma hukum bersifat
memaksa, jadi bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi tegas berupa denda
atau hukuman penjara. Contoh penerapan norma hukum: tidak melanggar rambu-rambu
lalu lintas saat berkendara dan membayar pajak dengan tertib.
Perbandingan
Nilai di Masyarakat Antar Negara Polandia dan Indonesia
Berdasarkan jenis-jenis nilai yang sudah dijabarkan di
atas, berikut tabel perbandingan nilai dilihat dari berbagai perspektif antar
budaya antara negara Polandia dengan Indonesia.
NO. |
JENIS NILAI |
POLANDIA |
INDONESIA |
1 |
Nilai
Material |
Makanan dengan berbagai macam daging terutama sosis dan olahan kentang (terdapat sayuran pada musim tertentu) Minuman hangat, Alkohol |
Makanan
pokok nasi, olahan sagu. Berbagai macam ikan dan daging ayam Minuman
dingin, ragam es (menyesuaikan suhu musim panas) |
2 |
Makanan dengan
rasa dan bumbu agak polos, innocent dan penuh kelembutan (hambar). (Tidak terbiasa makan pedas dan berasa menyengat) |
Masakan pedas,
bumbu-bumbu makanannya yang sangat kaya rempah (Terbiasa
masak dan makan makanan pedas atau bahkan ekstra pedas) |
|
3 |
Lahan pertanian 48,2%,
17% lebih luas daripada di Indonesia |
Lahan pertanian 31,2% |
|
4 |
Pakaian
hangat/tebal. Rata-rata suhu 7.85 °C, bisa mencapai -7 °C |
Pakaian
jenis ringan dan breathable (Pakaian hangat kondisional saat musim penghujan) Rata-rata
suhu 25.85 °C, di beberapa tempat bisa mencapai 31 °C |
|
5 |
Nilai
Vital |
Tingkat
pengangguran di Polandia 4,9%, 0,5% lebih rendah dari Indonesia |
Tingkat
pengangguran di Indonesia 5,4% |
6 |
Persentase
pengguna internet di Polandia adalah di angka 85%, 31,1% lebih tinggi dari
Indonesia |
Persentase
pengguna internet di Indonesia adalah di angka 62%
|
|
7 |
Nilai
Kebenaran |
Dunia
kerja di Polandia tidak ada yang namanya senioritas. Semua setara sesuai
porsi dan jobdesknya, sehingga kehidupan lebih berkembang |
Dunia
kerja di Indonesia masih kental dengan senioritas dan patuh terhadap atasan,
bahkan jika itu perihal hal-hal yang diluar keprofesionalan kerja |
8 |
Orang
Polandia lebih suka tinggal di rumah, mereka tidak sering keluar rumah
terutama pada malam hari |
Ada
banyak perayaan di Indonesia, dengan keberagaman budaya dan kepercayaan.
Orang Indonesia suka bergaul, keluar rumah untuk ramah tamah, bahkan di
kota-kota urban, kehidupan dan aktivitas malam seperti hiburan dan pekerjaan
dapat berlangsung hingga pagi hari |
|
9 |
Nilai
Keindahan |
Orang Polandia sangat
senang berolahraga. Mereka melakukan jogging, berenang, dan terobsesi
dengan sepak bola. |
Indonesia
termasuk negara dengan tingkat aktivitas fisik rendah. 4 dari 5 orang Indonesia
tidak berolahraga secara rutin dan waktu menjadi halangan terbesar mereka (fulltime
bekerja) |
10 |
Semua
wanita di Polandia memiliki nama yang berakhiran huruf A. Konon, masyarakat
Polandia percaya bahwa huruf A melambangkan feminisme. Jadi tidak
ada pria yang memiliki nama dengan huruf akhiran A |
Perihal
nama di Indonesia sangat beragam. Karena dipengaruhi oleh ras, suku dan marga
yang ber bhineka dari Sabang sampai Merauke. Beda dengan Polandia yang 98%
berisi satu ras/suku yang sama yaitu etnis Slavik |
|
11 |
Budaya tertib dan
menjaga kebersihan masyarakatnya membuat ibukota Polandia (Warsawa) menjadi
kota yang selalu bersih. Bahkan hanya untuk sehelai kertas tisu yang jatuh di
atas trotoar. Begitu pula dengan kondisi tamannya yang ramah anak dan sangat
bersih |
Kesadaran
masyarakat di Indonesia (contoh di kota besar seperti Jakarta) akan sampah
masih rendah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan
jarang tersedia kantong sampah yang lengkap terpisah antara kantong organik,
anorganik dan daur ulang. |
|
12 |
Nilai
Kebaikan moral dan akhlak |
Budaya salim (cium
tangan) kepada orang yang lebih tua tidak ada di Polandia.
Padahal, salim adalah bentuk nyata sebuah respek kepada orang tua,
guru, kakak bahkan untuk orang-orang yang tidak kita kenal secara umum namun
dituakan |
Budaya salim (cium
tangan) kepada orang yang lebih tua bisa dibilang wajib hampir diseluruh
daerah di Indonesia yang memiliki kultur timur |
13 |
Orang
Polandia itu jarang senyum. Kalau kita tidak saling mengenal dan tidak cukup
alasan, untuk apa senyum? Kontak mata pun tidak sopan dilakukan.
Profesionalitas dinilai dari kerja yang baik dan muka yang serius. Banyak
senyum justru salah satu indikasi Anda mabuk atau suka minum |
Orang Indonesia sudah
terkenal ramah di mata dunia. Murah senyum dan bersikap santun bahkan untuk
orang yang baru bertemu atau dikenal |
|
14 |
Nilai
Religius |
Kebanyakan
orang Polandia menganut Katolik Roma sebanyak 71,3% total populasi |
Penduduk
Indonesia saat ini mayoritas beragama Islam, 229,62 juta jiwa atau
sekitar 87,2% dari total populasi |
15 |
Warga Polandia percaya
pada Tuhan dan 75% menganggap agama itu penting. Termasuk negara yang paling
religius di Eropa |
Indonesia mengakui
enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Mayoritas masyarakat
Indonesia berpegang teguh kepada ajaran kepercayaan dan adat istiadat |
Perbandingan
Norma di Masyarakat Antar Negara Polandia dan Indonesia
Berdasarkan jenis-jenis norma yang sudah dijabarkan di
atas, berikut tabel perbandingan norma dilihat dari berbagai perspektif antar
budaya antara negara Polandia dengan Indonesia.
NO. |
JENIS NORMA |
POLANDIA |
INDONESIA |
1 |
Norma
Agama |
Menurut konstitusinya,
Polandia merupakan negara sekuler dan tidak memiliki agama resmi. Polandia sendiri
memiliki populasi sekitar 38 juta jiwa dan merupakan anggota Uni Eropa yang
terbesar kelima berdasarkan jumlah penduduk. Dari jumlah tersebut, agama
Kristen, dengan Katolik Roma sebagai denominasi terbesar |
Pada negara Indonesia,
norma agama diatur pada UUD RI 1945 Pasal 29 Ayat 2. Panduan agama dalam
bermasyarakat dan bernegara ini berlaku untuk umat masing-masing agama dan
menjadi norma di masyarakat. Indonesia mengakui
enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu |
2 |
Sebagian
besar warga polandia memiliki toleransi beragama yang tinggi terhadap warga
negara yang beragama minoritas. Di
Polandia tidak ada masalah serius, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup termotivasi
untuk mengubah apa pun. Ditambah lagi, sepanjang sejarah Polandia, gereja
Katolik berhasil melakukan aliansi secara politik (contoh paling sederhana:
tempat berkumpulnya pemberontakan melawan penindas) |
Indonesia sudah
dipandang sebagai teladan dalam praktek toleransi dan kerukunan beragama di
dunia karena memiliki Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pedoman dalam
bernegara. Perbedaan
dengan Polandia adalah di negara Polandia mayoritas penduduknya adalah
beragama Katolik, sedangkan di Indonesia beragama Islam |
|
3 |
Norma agama di negara
Polandia dilihat dari pengaplikasian kebersihan lingkungan yang baik.
Masyarakat sudah banyak yang sadar terkait kebersihan lingkungan dan jarang
terlihat sampah di tempat umum |
Norma
perihal kebersihan di Indonesia belum menjadi acuan perilaku sebagian
besar masyarakat dalam penanganan sampah beserta kepeduliannya. Terutama di
kota-kota besar di Indonesia, masih terdapat permasalahan buang sampah
sembarangan di tempat umum |
|
4 |
Menurut
riset Science Direct for Women’s Studies International Forum, 2016.
Bagi wanita Polandia, kesehatan adalah atribut yang paling penting |
Riset
dikeluarkan oleh ZAP Beauty Index, 2018. Sebanyak 59,6 persen dari 17
ribu lebih responden perempuan Indonesia memilih produk yang dapat
mencerahkan kulit sebagai hal yang paling dicari saat mempertimbangkan untuk
membeli sebuah produk skincare. Mereka merasa bahwa lebih penting
memiliki kulit putih
daripada sehat |
|
5 |
Dari
sisi tradisi kekeluargaan, warga Polandia tidak menganggap penting hari
kelahirannya |
Di
Indonesia, sebagian besar masyarakatnya merayakan hari kelahiran atau yang
biasa disebut ulang tahun. Perayaan ulang tahun secara umum dianggap sebagai
momen yang baik untuk merayakan kehidupan seseorang. Ada tradisi mentraktir
teman-teman juga oleh orang yang berulang tahun |
|
6 |
Survei
BBC, 2018 pada generasi milenial di 12 negara Eropa menyebutkan bahwa hanya
di Polandia, Portugal dan Republik Irlandia di mana lebih dari 10% anak-anak
muda mengatakan menghadiri misa atau kebaktian setidaknya sekali dalam
sepekan. Sisanya
di negara-negara seperti Ceko, Swedia dan Belanda angka anak muda tidak
beragama sangat tinggi dan memiliki kecenderungan tidak menganut agama
tertentu |
Di
Indonesia, setiap umat beragama hampir semuanya beranggapan bahwa menjalankan
ketentuan-ketentuan kepercayaan dan melaksanakan ibadah agama adalah penting.
Dapat dilihat dari perayaan hari-hari besar beragama, di mana masyarakat
Indonesia menjalani hal tersebut secara khusyu dan antusias |
|
7 |
Berhati-hati
jika ingin memberi hadiah. Mayoritas warga Eropa, khususnya Polandia di Eropa
Timur ini, hanya mau “sharing hadiah” di saat akhir tahun (sesuai acara
natalan mereka). Di
luar itu, mereka menganggap bahwa kamu menghinanya, seolah mereka tidak bisa
membeli hadiah tersebut |
Di
Indonesia, kita dengan senang saling memberi atau bertukar hadiah. Entah
memang ada hari khusus maupun tidak. Seperti sekedar mentraktir makan atau
kopi |
|
8 |
Aturan
'berpakaian untuk mengesankan' tidak selalu berlaku dalam kehidupan kantor di
Polandia. Polandia adalah negara dengan selera sederhana dan dalam kontak
profesional mereka cukup menghargai kesopanan dan kerapihan |
Di
Indonesia, sebagian besar masih melihat apakah yang dipakai oleh seseorang
itu barang “branded” atau tidak, dan itu menunjukkan bagaimana cara
orang lain bersikap |
|
9 |
Norma
Kesopanan |
Orang
Polandia biasanya hanya menyediakan sendok sup yang kecil, sendok sayur (yang
kayak centong kuah bakso), dan sendok gula. Untuk makan, karena makanan utama
bukanlah nasi, mereka paling sering menggunakan garpu |
Di
Indonesia makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Tetapi tidak dipungkiri,
Indonesia juga dikenal terbiasa makan dengan menggunakan tangan, dimana hal
tersebut menjadi hal amat menantang untuk pihak turis asing |
10 |
Budaya
makan dan menyiapkan makanan sangat menonjol di Polandia. Makan atau
menyiapkan makanan adalah salah satu metode populer untuk menghabiskan waktu
bersama orang-orang terkasih |
Menghabiskan
waktu bersama orang-orang terkasih untuk hal makanan di Indonesia adalah
memasak makanan rumahan. |
|
11 |
Bahasa
resmi Polandia, bahasa Polandia, termasuk dalam cabang bahasa Slavia Barat.
Bahasa ini memiliki beberapa dialek yang sesuai dengan pembagian suku lama
dan juga dipengaruhi oleh kontak dengan bahasa asing. Perlu
diketahui, Bahasa Polandia termasuk bahasa paling sulit di dunia karena
banyak mengandung kata konsonan dan sulit dieja |
Bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi sekaligus bahasa nasional di Indonesia
dan termasuk bahasa termudah di dunia untuk dipelajari karena asal-usul
atau strukturnya sederhana dan berbeda dengan bahasa negara lain |
|
12 |
Dalam
budaya Polandia, orang tua biasanya memberikan anak mereka kebebasan dan
tanggung jawab. Para anak terbiasa hidup mandiri untuk menempuh Pendidikan
tinggi dengan rasa inisiatif dan kreativitas yang kuat |
Di
Indonesia, umum bahwa anak sampai dengan masa SMA masih dibawah pengawasan
orang tua. Saat berkuliah pun masih ada orang tua yang berpikiran bahwa
anaknya harus tetap tinggal bersama. Tetapi sebagian yang lain memperbolehkan
anaknya merantau jika sudah lulus sekolah menengah atas |
|
13 |
Keluarga
di Polandia biasanya berkumpul pada hari Minggu untuk makan siang bersama
anggota keluarga dekat dan besar |
Keluarga
di Indonesia tidak terbatas pada hari minggu, mereka biasa kumpul kapan saja
dan memasak makanan besar jika bersama |
|
14 |
Norma
Hukum |
Polandia masuk
ke dalam 7 besar negara dengan pergaulan bebas dan masuk 2 besar
angka kehamilan remaja tertinggi di dunia. Tetapi
aborsi dilarang di sini. Aborsi sebagian besar dilarang sejak tahun 1990an
setelah beberapa dekade undang-undang yang diliberalisasi dan permisif
diterapkan pada era komunis di Republik Rakyat Polandia |
Pergaulan
bebas di Indonesia memang ada, terutama di kota-kota besar. Tetapi jika
dilihat dari perspektif lain, sebagian masyarakat Indonesia terutama para
orang tua masih mengedepankan sikap untuk menjaga anak remaja mereka dari
perilaku pergaulan bebas. Aborsi
pun menjadi hal yang sangat tabu di Indonesia, secara bernegara pun aborsi
dilarang |
15 |
Tidak mengizinkan
pernikahan sesama jenis atau menolak LGBTQ, juga termasuk implementasi ajaran
agama Katolik. Para pemimpin partai yang berkuasa di Polandia, termasuk Presiden Andrzej Duda, telah memposisikan gerakan hak-hak sipil bagi kelompok LGBT sebagai ancaman terhadap keluarga tradisional. |
Sama
halnya dengan Polandia, di negara Indonesia tidak mengizinkan pernikahan
sesama jenis atau menolak LGBTQ, yang mana termasuk implementasi dari
Pancasila dan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam |
Berikut merupakan contoh perbandingan antar negara Polandia dan Indonesia dilihat dari pengaplikasian nilai dan norma di masing-masing negara. Nilai dan norma menjadi penting karena kita bisa melihat bagaimana hal tersebut digunakan sebagai panduan, tatanan dan pengendalian tingkah laku dari suatu negara, juga menjadi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
D.
Tempat Ikonik dan Destinasi Wisata Negara
Polandia
Bialowieza Forest National Park
Bialowieza (spell: biawoviezza) Forest
merupakan hutan reservasi yang terletak di 145 mil sebelah timur Warsawa,
Polandia dan berbatasan dengan negara Belarus. Hutan ini merupakan peningalan
zaman purba yang terbesar di daratan benua biru Eropa, Dimana selama 500 tahun
hutan Bialowieza menjadi tempat berburu favorit raja-raja Polandia dan
juga Tsar Rusia, yang menjadikannya sebagai tempat yang dilarang untuk dieksploitasi.
Hutan nasional ini menjadi tempat wisata favorit para wisatawan lokal maupun
manca negara dan juga menjadi tempat perlindungan bagi bison eropa, rusa
elk, babi hutan, rusa, serigala dan lynx serta berang-berang dan juga
merupakan habitat hutan primer.
Istana Wilanów, Ibu Kota Warsawa
Warsawa merupakan salah satu kota di Polandia yang
menghadirkan banyak kombinasi antara
bangunan kuno dan modern. Salah satu bangunan kuno nan megah yang berada
di Warsawa dan menjadi incaran para
turis asing, adalah Istana Wilanów (spell: vilanovv). Berisi sejarah
kerajaan di Polandia dan merupakan tempat tinggal raja-raja yang pernah
memerintah di Polandia. Istana Wilanów saat ini
telah menjadi museum yang dibuka untuk masyarakat umum dan bisa dibilang
sebagai permata di tengah kota Warsawa. Bentuknya tidak berubah dari pertama
kali didirikan pada abad 17 sampai sekarang, meskipun sempat hancur akibat
Perang Dunia pada kisaran 1940-an.
Wieliczka Salt Mine Tunnel
Wieliczka (spell: viyelijka) Salt Mine Tunnel,
salah satu tambang yang beroperasi sejak abad ke-13. Tambang garam ini
memainkan peran penting dalam sejarah ekonomi Polandia di masanya. Tambang ini
akhirnya dihentikan kegiatan pertambanganya pada tahun 1996. Pemerintah
Polandia lalu menjadikan tambang ini menjadi museum dan tempat wisata. Tidak
hanya memiliki sejarah yang panjang, Wieliczka Salt Mine juga menawarkan keindahan
alam yang menakjubkan, seperti kamar-kamar kristal dan patung-patung yang terbuat
dari garam. Di sini pengunjung dapat menikmati pemandangan yang spektakuler, serta
belajar lebih banyak tentang sejarah dan budaya Polandia.
Rynek Glowny Central Square
Alun-Alun
Besar pusat di pusat kota Krakow ini
yaitu, Rynek Glowny Central Square (spell: Rinek Guovney) telah
menjadi pusat kota sejak distrik bersejarah sejak
abad ke-13. Alun-alun seluas 10 hektar, yang terbesar di
seluruh kota Eropa pada abad pertengahan, dan
menjadi salah
satu alun-alun terindah di dunia. Sejak awal
berdirinya, Alun-Alun ini telah
menjadi pusat kehidupan sosial dan politik, menjadi latar prosesi khidmat para
raja dan penghormatan yang diberikan kepada
raja, tempat kemenangan, parade, dan pernikahan mewah. Alun-alun Utama ini terletak di Jalur Kerajaan yang menjadi jalan masuk resmi para
raja dan utusan asing.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis mengenai
nilai dan norma antar negara studi perbandingan negara Polandia dengan negara Indonesia,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari perbandingan nilai dan norma
antar dua negara tersebut. Secara demografi Polandia yang berada di benua Eropa
dengan budaya baratnya pastinya sedikit banyak akan berbeda dengan negara
Indonesia yang berada jauh letaknya di laut tenggara dengan kultur ketimuran
khas benua Asia. Secara garis besar perbandingan nilai dan norma berbeda dari
sisi hal-hal yang minor karena dipengaruhi juga dengan letak geografis dan
kesukuan antar negara, misalnya tata cara makan dan berpakaian juga sikap
terhadap orang luar.
Dapat dilihat juga dari sisi
nilai dan norma agama dimana terdapat perbedaan mayoritas pemeluk agama. Sebagian
mayoritas masyarakat Polandia adalah pemeluk agama Katolik Roma dan mayoritas
masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Tetapi terdapat persamaan
bahwa antara masyarakat Polandia dan Indonesia menganggap menjalankan ibadah
dan mematuhi aturan agama adalah sebuah kewajiban bagi umat beragama.
Seiring berjalannya waktu,
budaya akan sangat menentukan bagaimana cara seseorang berkomunikasi dengan
orang lain, perbedaan juga terlihat bahwa masyarakat Polandia lebih cenderung
tidak berinteraksi dengan mereka yang baru dikenalnya atau orang asing, berbanding
terbalik dengan masyarakat Indonesia yang terkenal ramah dan murah senyum.
Penelitian perbandingan ini
diharapkan dapat menjadi pembelajan dan informasi mengenai komunikasi lintas
budaya dan supaya kita lebih memahami perbedaan-perbedaan kultur atau budaya
yang ada di seluruh belahan dunia agar kita bisa lebih menghormati dan saling
menghargai budaya masing-masing.
________________________
Paper ini adalah tugas mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya - Semester VIII.
Dosen Pembimbing : Elpa Hermawan
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Kampus : Universitas Bina Sarana Informatika
Daftar Pustaka
Asshiddiqie,
Jimmly. (2011). Perihal Undang-Undang. Jakarta: Rajawali Pers.
Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada.
Geografi & Populasi Polandia, MISI.co, (2024), from https://misi.co/Polandia.
Gina,
Fransiska Viola. (2022). Jenis-Jenis Nilai dan Norma yang Digunakan dalam
Kehidupan Bermasyarakat. https://bobo.grid.id/read/083444756/jenis-jenis-nilai-dan-norma-yang-digunakan-dalam-kehidupan-bermasyarakat?page=all.
Intopoland
- History of Poland, diakses April, 14, 2024 from https://www.intopoland.com/poland-info/history-of-poland.html.
Jendela
Dunia, Food and Travel | Kumparan. (2022). https://kumparan.com/jendela-dunia/6-rekomendasi-tempat-wisata-di-polandia-1ywPPRW6lqX/full.
Lakawa,
Calledasia. (2018). 5 Tempat Terpopuler Bagi Traveler di Polandia, Ada Kota
Termurah! | IDN Times. https://www.idntimes.com/travel/destination/
calledasia/ 5-tempat-terpopuler-bagi-traveler-di-polandia-ada-kota termurah?
Page=all.
Mateusz,
Warchal; Bąk-Sosnowska Monika & Pawlicka Natalia. (2016). Body
image and lifestyle in young women from Poland and Japan: [Body image and
lifestyle in Poles and Japanese] | Women's Studies
International Forum. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S027753951600025X.
Muchtar,
K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016). Komunikasi antar budaya dalam
perspektif antropologi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1).
Mulyana,
Deddy & Jalaluddin Rakhmat. (2005). Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nuraeni,
M.Pratama, Fikri, M. izul, & Ananda, R. (2021). Pengaruh perbedaan budaya
terhadap perilaku komunikasi mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi, (6: 65-70).
Poland
Demographics, Population of Poland | World Meters, (2023), from https://www.worldometers.info/demographics/poland-demographics/.
Sas,
Adriana. (2024). Demographics of Poland - statistics & facts |
Statistika. https://www.statista.com/topics/8949/demographics-of-poland/#topicOverview.
Setiadi.
E. M. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
West, Richard & Lynn
H. Turner. (2014). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Edisi 3, Buku II. Jakarta: Salemba Humanika.
Komentar
Posting Komentar