Sistem Produksi Siaran Televisi (Pengantar Dunia Penyiaran)

Produksi Televisi

Produksi televisi adalah suatu proses kreatif yang melibatkan penggunaan peralatan-peralatan yang rumit dan koordinasi sekelompok individu yang mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada penonton. Di mana pun kita berperan, harus disadari bahwa proses produksi televisi adalah suatu teamwork. Bahkan dengan hanya sebuah kamera praktis sekalipun, kita masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memegang microphone, lampu, reflektor, atau alat yang lain, supaya kita memperoleh hasil yang maksimal.

Lebih banyak peralatan yang kita gunakan, lebih banyak orang yang ambil bagian. Jadi tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan orang lain, baik yang berada di depan kamera (aktor, aktris, presenter) ataupun yang berada di belakang (kru produksi, teknisi, sutradara, dan yang sebagainya).


Peralatan Produksi

Peralatan produksi televisi yang utama adalah kamera. Semua jenis kamera video pada prinsipnya bekerja dengan cara yang sama yaitu mengubah gambar optik yang di hasilkan oleh lensa menjadi sinyal elektronik yang dinamakan sinyal video. Sinyal ini akhirnya diubah kembali oleh pesawat televisi menjadi gambar yang bisa dilihat oleh pemirsa.

Lensa adalah bagian dari yang terpenting dari kamera. Lensa memiliki bagian pandangan tertentu dan menghasilkan gambar optik yang diteruskan ke permukaan tabung atau CCD (Charge Choupled Device). Ada bermacam jenis lensa - lensa: wide angle, lensa standar (zoom), lensa tele, akan tetapi  yang biasa dipergunakan pada kamera video adalah lensa zoom.

Alat penyangga kamera sangat penting untuk kestabilan gambar. Dengan menggunakan tripod dan dolly atau pedestal kamera. Kita bisa menggerakkan kamera di lantai studio secara luwes dan membalik ke arah lain, menaikkan kamera atau menurunkannya, mengikuti obyek yang bergerak dengan stabil dan enak.

Seperti mata manusia, kamera tidak dapat melihat tanpa sinar. Pengetahuan tentang berbagai peralatan lighting (lampu filter, dimmer, reflektor) sangat penting. Tanpa penyinaran yang baik, kamera yang canggih sekalipun tidak akan mampu menghasilkan gambar yang baik. Sebaliknya penataan lighting tidak akan bisa membantu kita memperoleh gambar yang kita inginkan. Apabila kamera tidak bisa melihat dengan baik. Tujuan lighting supaya kamera video dapat cukup mendapatkan cahaya untuk melihat obyek untuk mendapatkan kesan adanya ruang waktu dan suasana dari suatu adegan.

Walaupun dalam istilah, televisi tidak termasuk audio, namun bagian suara juga merupakan  unsur yang penting. Fungsi audio di dalam  program  televisi  tidak  hanya menyajikan informasi dari gambar (visual) saja, tetapi juga untuk menciptakan suatu suasana sebagai pendukung adegan, sehingga penonton bisa ikut merasakan peristiwa atau adegan yang sedang dipertunjukkan. Gambar program televisi sering menggoda banyak orang untuk mengabaikan audio, maka audio dalam suatu produksi sering rendah kualitas dan mutunya. Untuk itu kita harus memberi perhatian khusus pada unsur-unsur produksi audio.


Peralatan-Peralatan Lainnya:

Video Cassette Recorder (VCR)        :

Alat perekam kaset video

Camera Control Unit (CCU)             :

Alat untuk mengatur kamera, serta mencocokkan kamera dengan peralatan lain, pengatur keseimbangan warna, video level dan diafragma (IRIS).

Time Base Corrector                          :

untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan hasil rekaman, dan menstabilkan sinyal video dari VCR apabila di transfer ke peralatan lainnya.

Switcher                                             :

vision mixer atau di sebut juga special effects generator, untuk membuat perpindahan gambar dari satu sumber video ke sumber video lain, menciptakan special effects, memilih gambar dari satu sumber untuk di rekam (on air).


Staf Produksi

Executive Producer

Seorang yang memprakarsai, bertanggungjawab secara keseluruhan atau memiliki modal untuk produksi paket acara.

Producer

Bertanggung jawab atas seluruh produksi, dari mulai perencanaan, penulisan naskah, produksi final dan editing. Bertanggung jawab atas anggaran, biaya produksi dan merorganisir segala hal, termasuk operasi produksi dan tim.

Program Director

Bertanggung jawab atas hasil audio dan visual yang di ciptakan, mengarahkan pemain, mengkoordinir seluruh kru baik yang berada di control room maupun di studio floor. Director juga harus memperhatikan beberapa  monitor sekaligus, baik monitor kamera atau dari sumber video yang lain (VTR), dan memilih shot-shot yang akan di rekam (ON AIR)

Technical Director

Bertanggung jawab dalam mermpersiapkan dan menyetel semua peralatan yang akan di pergunakan, supaya alat yang yang satu dengan lainnya bisa singkron, bertugas mengawasi kru teknik dan peralatan lainnya.

Floor Director

Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi di dalam studio floor, melihat bahwa segalanya berlangsung dengan baik. Bertindak sebagai penghubung untuk menyampaikan pesan-pesan program director pada kru dan pemain, memberi aba-aba atau tanda-tanda pada pemain setelah mendapat perintah dari sutradara.

Switcherman

Mengoperasikan peralatan video mixer, bertanggung jawab memilih gambar di ruang sub control.

Cameraman

Mempersiapkan dan mengatur kamera sehingga memperoleh gambar dengan komposisi yang baik.

Audioman

Bertanggung jawab pada peralatan mixing, audio mixer, dan bermacam-macam sumber audio  (microphone, tape recorder). Mengatur balance suara dari berbagai sumber juga mengatur penempatan microphone.

Lightingman

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan tata cahaya, mengatur penempatan sumber cahaya, mengarahkannya, sehingga memperoleh efec yang di inginkan.

VTO

Bertanggung  jawab  atas  kualitas  technik hasil  rekaman pada VCR (video cassette recorder), sekaligus mengoperasikannya. 


Tahapan Produksi

Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan pertimbangan yang matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta organisasi pelaksana. Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi agar pelaksanaan produksi jelas dan efisien. Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga bagian yang biasa disebut dengan standard operation procedure (SOP), yaitu:

1) Praproduksi

Perencanaan untuk satu program mungkin bisa berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, sebelum produksi yang sesungguhnya. Program yang rumit, lebih lama waktunya yang di butuhkan dalam tahap ini. Selama tahap ini, produser dan director bekerja sama dengan penulis untuk menyempurnakan naskah. Anggota team produksi utama (produser, director, dan scienic designer) mengadakan pertemuan untuk diskusi program dan bagian yang akan ditangani.

Tahap praproduksi adalah kunci keberhasilan produksi. Kesulitan-kesulitan bisa di hindari bila produksi telah dirancang dan direncanakan jauh sebelumnya secara hati-hati dan teliti dengan seluruh anggota tim produksi yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Lebih mudah mengoreksi masalah-masalah pada kertas selama praproduksi. Daripada kemudian menemukan kesulitan-kesulitan pada saat produksi, sehingga biaya produksi bisa di tekan.

Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi, tahap ini meliputi :

a) Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian dilanjutkan dengan riset dan pengembangan gagasan tersebut.

b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.

c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata suara, make up, wardrobe dan fasilitas teknik.

d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.

e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera. Perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian administrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan produksi.

f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog dan adegan.

g) Prastudio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.

h) Run trough, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistik dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.

2) Produksi

Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.

MACAM – MACAM PRODUKSI

A.         Produksi lapangan

ENG (ELECTRONIC NEWS GATHERING)

Produksi berita elektronik. Proses rekaman video jenis berita dengan menggunakan peralatan yang mudah di bawa (Portable), misalnya kamera dengan vcr portable dan 1 microphone, dengan kru seorang juru kamera disertai seorang sutradara yang sekaligus merangkap sebagai reporter.

EFP  (ELECTRONIC  FIELD  PRODUCTION)

Produksi lapangan elektronik. Sama dengan ENG hanya jenis program yang di produksi adalah dokumenter, sinetron, (film style).

MCR (MULTI CAMERA REMOTE)

Produksi lapangan dengan mempergunakan kamera lebih dari satu, dengan dibantu peralatan lain seperti switcher, TV monitor, sound audio system. Produksi yang direkam adalah sinetron, musik, olah raga, dan lain-lain.

B.         Produksi Studio

LIVE

Program disiarkan secara langsung, tahap produksi merupakan tahap akhir dalam suatu proses, kebanyakan program-program berita, olah raga, upacara kenegaraan yang di siarkan secara langsung.

VIDEO TAPING

program yang di rekam dengan video/video cassette

LIVE ON TAPE

Produksi yang berlangsung terus tanpa berhenti sampai akhir program, proses editing hanya dalam hal-hal khusus (insert editing).

3) Pascaproduksi

Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara televisi, setelah produksi lapangan maka materi masuk dalam post editing.

Pascaproduksi

    a.   Studio strike------- > semua peralatan / setting di bongkar.

    b.   Video tape editing

    c.   Audio sweetening / dubbing

    d.   Evaluasi program

Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editingBiasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.

Tahap ini meliputi:

a) Editing

Proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan barkesinambungan sesuai konsep naskah. Dalam tahap editing ini yang pertama dilakukan adalah:

1a) Editing offline

Yaitu memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan.

2a) Editing online

Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang.

3a) Mixing

Setelah semua komponen gambar dan suara selesai disusun selanjutnya adalah mixing audio sesuai standar penyiaran. Disini proporsi suara diatur mana suara yang perlu dominan dan mana yang dijadikan backsound jangan sampai suara saling mengganggu. Setelah semua selesai maka selanjutnya adalah print to tape atau diubah kembali kedalam pita kualitas broadcast.

b) Preview

Sebelum program diprint untuk disiarkan maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikannya program sudah benar-benar fix. Jika ternyata masih terjadi kesalahan maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan revisi kembali. Setelah revisi fix barulah print on tape dan siap tayang. Kaset atau Tape yang digunakan masing-masing stasiun televisi belum tentu sama ada yang menggunakan jenis pita Betacam, DVCPro, DVCam dan lainnya.

c) Tranmisi

Setelah semua urusan editing selesai selanjutnya masuk pada bagian tranmisi yaitu bagian on air penyiaran program.

______________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

 Alan Wultzel & Stephen R. Acker -Television Production

Andi Fachruddin - Dasar Produksi Televisi

Fred Wibowo - Dasar-Dasar Produksi Program Televisi

Gerrald Millerson ­- Television Production

PROF. DRS. Onong Uchjana E, M. A. – Televisi Siaran

Slide Pertemuan 3 : Pengantar Dunia Penyiaran

http://edwi.dosen.upnyk.ac.id

http://www.dikiumbara.com

http://www.sieditor.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Nilai dan Norma Antarnegara - Studi Perbandingan Negara Polandia dengan Negara Indonesia (Paper)

Perihal Komunikasi Lintas Budaya (Paper)

Analisis Komunikasi Lintas Budaya - Studi Kasus Film Shortcomings, 2023 (Journal)